zonabatik.com - Pernah mendengar tentang Batik Tiga Negeri? Jawa Tengah punya batik pesisir yang populer yaitu batik khas Lasem. Batik Lasem sering disebut juga dengan batik tiga negeri yang merupakan akulturasi dari tiga budaya yakni Belanda, Tionghoa dan Jawa.
Batik Lasem mempunyai desain dan warna unik yaitu merah, biru, dan coklat soga yang merujuk pada beberapa tempat berbeda. Yang berarti batik ini mengalami proses pewarnaan di Lasem untuk warna merah, biru, pekalongan, dan solo, coklat soga.
Selain daripada itu, masing-masing warna juga mempunyai makna yang berbeda-beda tergantung dari mana pengaruhnya datang. Warna merah yang terdapat pada batik Lasem dipengaruhi oleh masyarakat Tionghoa dulu, yang mempunyai simbol kebahagiaan.
Lalu warna biru pada batik Lasem didapat dari pengaruh orang-orang Belanda, Sementara warna coklat soga identik dengan budaya Jawa. Motif batik Lasem sangat kental dengan budaya dan juga tidak terlepas dari Negeri Tirai Bambu, setiap motifnya punya filosofi.
Pembuatan batik ini prosesnya dimulai dengan membuat motif di
dasar batik, lalu digambar menggunakan canting, lalu diblok, dan tahap
pewarnaan. Kemudian direbus, prosesnya
butuh waktu sebulan hingga menjadi selembar kain batik Lasem, bahkan
dilakukan pewarnaan empat kali agar warnanya kuat.
Mengintip Sejarah Batik Lasem
Lasem merupakan sebuah kota kecamatan di Rembang, Jawa Tengah. diam-diam kota kecil ini banyak menyimpan warisan sejarah. Akan tetapi sayangnya tidak banyak orang yang tahu tentang Lasem, menurut sejarahnya, sejak dulu Lasem dipenuhi oleh orang-orang Tiongkok.
Inilah yang menyebabkan kota Lasem disebut sebagai Kota Tiongkok Kecil, dan dapat dijumpai banyak unsur Tiongkok di batik motif Lasem. Ketika itu banyak masyarakat Lasem yang hidupnya serba kekurangan, akan tetapi keadaannya berangsur membaik setelah mulai berjualan batik.
Semua ini tidak terlepas dari jasa Bi Nang Ti, seorang keturunan Tiongkok yang mau mengajarkan masyarakat Lasem bagaimana cara membatik. Motif ini diperkenalkan oleh si Putri campa, istri Bi Nong Hoa yang seorang ekspedisi Cheng Ho pada abad ke 15.
Dilihat dari sejarahnya batik merupakan industri yang paling maju di Lasem setelah bisnis candu, sekitar tahun 1860 adalah puncak kejayaannya. banyak sekali etnis Tionghoa ketika itu yang mendirikan bisnis batik Lasem, tetapi banyak produsen sudah tidak beroperasi sekarang.
Akan tetapi ada juga beberapa rumah batik yang masih bertahan
dan tetap produktif sampai saat ini. Dengan berjalannya waktu, produsen batik
Lasem mulai mengembangkannya dan semakin inovatif, dengan warna semakin
beragam.
Jenis-Jenis Motif Batik Lasem dan Maknanya
Motif yang terdapat pada batik Lasem identik dengan motif
hewan yang dikombinasikan dengan motif
tumbuh-tumbuhan khas Jawa. untuk mengenal lebih dalam mengenai batik khas Lasem
ini, mari simak beberapa jenis motif Lasem dan filosofinya di bawah ini.
1. Motif Lasem Burung Hong
Motif Lasem Burung Hong |
Di kehidupan dahulu kala, burung Hong yang merupakan hewan legenda disebut juga Fenghuang, ini melambangkan keindahan dan keabadian. Hewan ini dikenal juga sebagai burung Phoenix, yang di dalam kepercayaan Tiongkok, melambangkan hubungan serius antara wanita dan pria.
nama asli burung ini sebenarnya bukanlah Hong, tetapi fenghuang, pada kepercayaan Tiongkok, feng artinya burung jantan dan huang burung betina. Dan dengan berjalannya waktu, feng huang berubah menjadi huang saja, yang artinya burung betina.
Karena itu burung ini banyak dikenal sebagai burung Hong,
burung Hong juga terkadang kerap dipasangkan dengan naga yang dianggap jantan.
filosofinya mirip dengan motif kupu-kupu hanya bedanya Hong melambangkan
keseriusan dan kupu-kupu adalah hubungan yang masih muda.
2. Motif Bunga Peony
Motif batik Bunga Peony |
Motif batik Lasem yang satu ini inspirasinya berasal dari flora, bunga Peony, dan disebut juga dengan bunga Botan. Di Tiongkok, bunga Peony memiliki beberapa nama, dan yang terkenal adalah Fuguiya yang artinya keindahan, kehormatan dan kecantikan yang abadi.
Bunga Peony ini memanglah
cantik sesuai dengan namanya, Kelopak bunganya mekar dan umumnya
memiliki warna merah muda atau kemerahan. Kain batik Lasem dengan motif bunga
Peony ini cocok dipakai untuk penampilan yang lembut dan manis, serta diberikan
pada seorang perempuan.
3. Motif Lasem Qilin
Motif Lasem Qilin |
Hewan Unicorn adalah hewan yang fiksi, yang bentuknya mirip dengan kuda, biasanya mempunyai tanduk dan rambut pelangi. Ternyata Tiongkok punya cerita lain tentang unicorn, namanya kirin atau Qilin, hewan ini juga turut menghiasi batik Lasem selain naga.
Qilin mempunyai filosofi khas tersendiri, menurut kepercayaan
Tiongkok, hewan qilin ini melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Selain
daripada itu Hewan fiksi ini juga dianggap sebagai pembawa kesuburan terutama
untuk pasangan yang belum atau sulit memiliki anak.
4. Motif Lasem Naga
Motif batik Lasem Naga |
Motif Naga sangat banyak ditemukan pada batik Lasem, hewan ini memiliki simbol kelahiran, keberuntungan, dan juga nasib baik. Bukan hanya itu saja Naga juga menjadi, simbol keagungan serta kehormatan, tanpa Naga Tiongkok seperti bukan Tiongkok.
Tentu saja ada asal-usul yang menarik di balik motif Naga ini, yang juga disebut dengan Liong dari bahasa Tiongkok. Hewan ini dipercaya sebagai lambang kekuasaan, dan keberuntungan dan kepercayaan ini masih diyakini hingga sampai sekarang.
Ada banyak orang Tiongkok yang mempunyai rencana kelahiran anaknya di tahun Naga, tentu tujuannya agar nasib baik mendampingi anak tersebut. Dan juga Naga kerap digunakan untuk lambang kerajaan hal ini karena kerajaan memiliki sifat agung dan terhormat.
Batik Lasem Naga juga bisa diartikan dengan harapan-harapan
mulia dan juga simbolisasi perjalanan spiritualisme. Dan pada tradisi Tiongkok,
hewan Naga ini sangat erat hubunganya dengan sumber kekuatan alam yang sangat
luar biasa.
5. Motif Lasem Gunung Ringgit
Motif batik lasem gunung ringgit |
Motif ini mempunyai harapan agar yang menggunakannya selalu dilimpahi dengan kekayaan, bukan hanya sebagai harapan, tapi juga adalah sebuah sindiran. Sindiran ini ditujukan kepada orang-orang yang kaya atau siapa saja yang mempunyai keinginan untuk menjadi kaya. Sederhananya motif ini berusaha menyampaikan bahwa harta kekayaan yang dicapai manusia harus didapatkan dengan cara yang baik. Dan jangan sampai kekayaan yang didapatkan atau keinginan untuk menjadi kaya itu akan merugikan orang lain.
Dan lebih bijak lagi apabila kekayaan yang didapatkan tersebut juga bisa digunakan untuk membantu sesama yang juga sangat membutuhkan pertolongan. Bukankah makna yang tersirat di dalam motif Gunung Ringgit ini sangat indah ? Dan sangat baik diterapkan dalam kehidupan.
6. Motif Lasem Motif Kricak atau Motif Watu Pecah
Motif Lasem Motif Kricak atau Motif Watu Pecah |
Motif yang satu ini paling terkenal, Motif watu pecah yang dalam bahasa Indonesia artinya batu yang pecah. Motif ini awalnya dari sejarah kelam Lasem, yang maknanya sangat mendalam untuk anak cucu masyarakat Lasem yang menjadi buruh ketika itu. Motif ini punya kenangan yang teramat pahit dan sangat kelam bagi generasi masyarakat Lasem yang pernah menjadi buruh. Pada abad ke 18 pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, ketika terjadi pembangunan jalan raya masyarakat dipaksa menjadi buruh.
Para buruh ini tidak dibayar, dan dipaksa untuk memecahkan batu besar-besar hingga menjadi kricak sebagai bahan pengeras jalan. Para pekerja banyak yang menderita malaria dan kelaparan dan luapan emosi serta perasaan inilah yang diwujudkan dalam motif ini.
Itulah penjelasan tentang kekhasan motif Batik Lasem, sejarah
dan jenis-jenis motif serta maknanya yang mempunyai makna yang sangat mendalam.
Dengan menyimak ulasan di atas dapat mempelajari banyak hal tentang kehidupan,
yang didapat dari filosofi batik motif Lasem.